Skip to main content

Kata Pengantar

Biodiversitas ikan pada perairan darat di wilayah Indonesia termasuk tinggi yang mencapai lebih dari 1.250 spesies. Tingkat endemisitas ikan tersebut juga tinggi yang erat kaitannya dengan kondisi geografi berupa negara kepulauan dengan tiga daerah sebaran penting yaitu Paparan Sunda, Wallace, dan Paparan Sahul. Luas perairan darat di Indonesia diperkirakan mencapai 19,7 
juta hektar dengan beragam tipe ekosistem yang terdiri dari sekitar 5.590 sungai utama dengan panjang total mencapai 94.573 km dan terdapat sekitar 65.017 anak sungai, 840 danau dan 735 situ atau danau kecil, serta sekitar 162 waduk. Jumlah jenis ikan tersebut sangat dimungkinkan akan bertambah seiring dengan meningkatnya kegiatan eksplorasi dan masih banyaknya perairan 
darat yang belum dilakukan kajian/assessment terhadap biodiversitas ikan yang ada di dalamnya. Begitu pula dengan status dan potensi dari setiap jenis ikan tersebut juga perlu dilakukan kajian sehingga dapat dirumuskan strategi pemanfaatan dan konservasinya. Di sisi lain, perairan darat merupakan ekosistem yang sangat rentan terhadap gangguan yang timbul dari aktivitas manusia (antropogenik) diantaranya penggundulan hutan di sekitar perairan, alih fungsi lahan (menjadi areal permukiman, perkebunan dan perindustrian), penambangan, fragmentasi habitat berupa pembangunan waduk/bendungan, pencemaran dari limbah industri maupun limbah domestik, penangkapan ikan secara berlebihan, dan masuknya jenis ikan yang bersifat invasif. Ancaman tersebut sudah banyak terjadi pada ekosistem perairan darat yang tentunya sangat mengancam kelestarian sumberdaya ikan yang ada di dalamnya. 
Konservasi terhadap biodiversitas ikan di perairan darat perlu segera dilakukan agar dapat lestari dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Strategi pengelolaan yang dilakukan harus didukung dengan data dan informasi yang memadai sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Berdasarkan kondisi tersebut maka Food and Agriculture Organization (FAO) telah memberikan hibah proyek berupa Mainstreaming Biodiversity Conservation and Sustainable Use into Inland Fisheries Practices in Freshwater Ecosystems of High Conservation Value (Ifish Project) telah memilih lima Daerah Aliran Sungai (DAS) yang perlu dilakukan kajian/assessment terhadap biodiversitas ikan dan habitatnya (Assessment of Fish Biodiversity). Salah satunya adalah DAS Citanduy yang mencakup wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. 
Dokumen ini dilakukan berdasarkan hasil kajian secara komprehensif yang mencakup profil DAS Citanduy, karakteristik ekosistem DAS Citanduy, potensi dan status biodiversitas ikan di DAS Citanduy, serta strategi pengelolaan terhadap biodiversitas ikan di DAS tersebut agar dapat lestari dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Kegiataan kajian biodiversitas ikan (Assessment of fish biodiversity) ini dapat berjalan dengan baik berkat pendaanaan dari FAO melalui Ifish Project. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Sudarsono selaku National Project Manager I-fish beserta tim yang telah memfasilitasi kagiatan ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan pula kepada Ibu Yayan Hikmayani, M.Si. selaku Kepala Pusat Riset Perikanan-KKP, Dr. Bayu Adjie selaku Kepala Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi-BRIN, semua tim penyusun dokumen ini, serta semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan ini. Semoga dokumen ini dapat bermanfaat.

 

                                                                                                                              Cibinong, Juni 2023

 


                                                                                                                              Koordinator DAS Citanduy
                                                                                                                              Dr. Haryono, M.Si.