PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikan merupakan sumberdaya perairan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, sebagai ikan hias, dan beberapa jenis digunakan untuk bahan baku obat. Radinger et al. (2019), ikan mempunyai peran penting secara ekonomi, sebagai sumber nutrisi, jasa ekosistem, serta sejarah dan budaya. Secara umum kita mengenal dua kelompok ikan berdasarkan ekosistemnya, yaitu ikan air tawar dan ikan laut.
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan jenis atau biodiversitas ikan yang tinggi baik ikan laut maupun tawar. Untuk ikan air tawar, Froese dan Pauly (2023) mencatat lebih dari 1.250 spesies. Tingginya kekayaan jenis ikan air tawar tersebut tidak lepas dari beragamnya tipe ekosistem baik berupa sungai, danau, rawa, maupun genangan air lainnya. Masing-masing anak sungai dan sungai utama beserta badan air lainnya dalam satu area akan terbentuk dalam satau kesatuan berupa Daerah Aliran Sungai (DAS). Di dalam DAS terjadi hubungan, interaksi dan ketergantungan antara ekosistem abiotik, biotik dan manusia (Sudaryono, 2002; Fuady dan Azizah, 2008). Berdasarkan letaknya, DAS dapat terbagi menjadidaerah atau segmen hulu, tengah dan hilir (Fuady dan Azizah, 2008; Putra et al., 2019).
Perairan darat merupakan ekosistem di bumi yang sangat terdampak oleh aktivitas manusia dengan intensitas ancaman yang semakin meningkat (Kottelat et al. 1993; Dudgeon et al. 2006; Darwall dan Freyhof 2016). Di sisi lain, data dan informasi mengenai biodiversitas ikan beserta aspek lingkungannya sebagian besar masih minim. Padahal keberadaan jenis ikan tersebut mempunyai peranan penting dalam mendukung kehidupan manusia baik secara langsung yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani maupun ikan hias. Sedangkan secara ekologis, keberadaan sumberdaya ikan sangat penting dalam menjaga keseimbangan di setiap ekosistem yang menjadi habitatnya. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka Food and Agriculture Organization (FAO) melalui hibah proyek Mainstreaming Biodiversity Conservation and Sustainable Use into Inland Fisheries Practices in Freshwater Ecosystems of High Conservation Value (Ifish Project) telah memilih lima DAS yang perlu dilakukan kajian/assessment terhadap biodiversitas ikan dan habitatnya (Assessment of Fish Biodiversity). Salah satunya adalah DAS Citanduy yang mencakup wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah.
DAS Citanduy merupakan salah satu DAS terbesar di Pulau Jawa dengan sungai utama adalah Citanduy. DAS ini memiliki luas sekitar 473.697 ha dengan cakupan wilayah mencapai lebih dari 60 kecamatan. DAS Citanduy merupakan prioritas utama di pulau Jawa karena merupakan sumber pertanian dan perikanan bagi sebagian besar masyarakat (Soewandita & Sudiana, 2018).
Ancaman terhadap kelestarian sumberdaya ikan di pulau Jawa sangat tinggi, selain dari bencana alam bentuk ancaman yang paling besar pada saat ini adalah yang diakibatkan oleh kegiatan pembangunan. Hal ini disebabkan perairan merupakan ekosistem yang paling rentan terhadap dampak negatif pembangunan, yaitu berupa pencemaran baik dari limbah industri maupun limbah domestik. Oleh karena itu tingkat kelangkaan dan kerawanpunahan sumberdaya ikan di Jawa terus meningkat. Dalam upaya menggali potensi dan menentukan arah kebijakan pengelolaan sumber daya ikan di Jawa khususnya pada DAS Citanduy maka telah dilakukan kajian di beberapa lokasi pada kawasan hulu, diantaranya perairan di kawasan G. Galunggung Kabupaten Tasikmalaya, Gunung Sawal di Kabupaten Ciamis, dan Kawasan Telaga Bodas di Kabupaten Garut (Haryono, 2015; Haryono et al. 2022).
Terkait dengan latar belakang di atas, pemahaman akan status biodiversitas ikan DAS Citanduy terkini akan menyelamatkan biodiversitas ikan yang ada. Status diversitas juga akan digunakan untuk penyusunan kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan yang berkelanjutan dan mencegah kepunahan jenis ikan yang ada. Kajian yang dilakukan menggunakan data sekunder yang bersumber dari berbagai publikasi ilmiah dan penelusuran sumber informasi di media sosial. Informasi yng diperoleh kemudian disusun secara sistematis untuk memberikan gambaran biodiveristas ikan yang ada dan kondisi DAS Citanduy terkini.
1.2. Tujuan
Tujuan dari penyusunan dokumen kajian biodiversitas ikan dan habitatnya (Assessment of Fish Biodiversity) adalah memberikan data dan informasi bagi para pemangku kepentingan pada ekosistem perairan darat terutama di lokasi yang menjadi kegiatan I-Fish Project. Lokasi tersebut adalah Kabupaten Kampar, Sukabumi, Cilacap, Kapuas, dan Barito Selatan. Namun dokumen ini juga dapat digunakan bagi semua kalangan yang tertarik dengan biodiversitas ikan perairan darat. Dokumen ini mengungkap tentang profil DAS Citanduy, karakteristik ekosistem DAS Citanduy, biodiversitas ikan, jenis ikan ekonomis penting di DAS Citanduy, status jenisjenis ikan di DAS Citanduy, serta ancaman terhadap kelestarian biodiversitas ikan yang ada di dalamnya. Selain itu, dokumen ini juga memberikan rekomendasi/strategi dalam rangka pengelolaan biodiversitas ikan di DAS Citanduy agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
No Comments