PROFIL DAS KAMPAR
2.1. Lokasi dan Gambaran Umum
Sungai Kampar secara administrasi melintasi 2 provinsi, yakni Provinsi Riau (Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Kampar, Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Siak dan Kota Pekanbaru) dan Provinsi Sumatra Barat (Kabupaten Limapuluh Koto, Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Sijunjung). DAS Kampar memiliki luas wilayah sebesar 2.506.515,23 Ha, di mana DAS Kampar masuk kedalam Provinsi Riau seluas 2.247.504,05 Ha atau 89,67%, dan sebagian besar berada di Provinsi Sumatra Barat seluas 259.011,18 Ha atau 10,33%. Secara geografis WS Kampar terletak antara 100,138 BT – 103,356 BT dan 0,585 LS – 0,725 LU
Gambar 2.1. Peta DAS Kampar dan beberapa sungai besar lainnya di Provinsi Riau (Sumber: DIRJEN SDA Kementerian Pekerjaan Umum)
Daerah Aliran Sungai (DAS) Kampar merupakan salah satu sungai besar di Pulau Sumatera. Secara administrasi, Sungai Kampar berada di dua provinsi, bagian hulu sungai Kampar terletak di Kabupaten Lima Puluh Koto, Pasaman dan Sawahlunto di Provinsi Sumatera Barat, sedangkan bagian tengah wilayah sungai hingga muara terletak di Provinsi Riau (Gambar 2.1). Sungai Kampar memiliki dua anak sungai, yaitu sungai Kampar Kanan dan sungai Kampar Kiri, bertemu di Langgam, Kabupaten Pelalawan. Sungai ini memiliki panjang ± 580 km, memiliki 7 daerah aliran sungai (DAS) dengan luas DAS mencapai ± 24.586 km2.
Luas Wilayah Sungai (WS) Kampar di dominasi oleh Provinsi Riau sebanyak 88,89% dan sisanya sebanyak 10,11% terletak di Provinsi Sumatera Barat. Untuk mengetahui luas masing-masing kabupaten/kota dalam WS Kampar tertera dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Luas Kabupaten/Kota di wilayah sungai Kampar
Sungai Kampar merupakan salah satu sumberdaya perairan darat terbesar di Provinsi Riau. Sungai Kampar ini terbagi dua, yaitu sungai Kampar Kanan dan Kampar Kiri. Sungai Kampar termasuk salah satu sungai penting yang terdapat di Provinsi Riau. Panjang sungai tersebut kurang lebih mencapai 413,5 km, berhulu pada daerah di Provinsi Sumatera Barat dan bermuara di pantai Timur Pulau Sumatera Provinsi Riau. Kedalaman rata-rata 7,7meter dan lebar rata-rata 14,3meter. Sungai Kampar mempunyai daerah aliran sungai (DAS) dengan luas lebih kurang 2.186.000 hektar, dengan areal tangkapan air hujan 24.548 km2. Sungai ini merupakan penggabungan dari dua anak sungai yang hampir sama besarnya: Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri. Sungai Kampar Kanan melintasi Kabupaten Pasaman, Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kampar, sedangkan sungai Kampar Kiri melewati Kabupaten Sijunjung, Kuantan Singingi, dan Kampar. Anak-anak sungai ini bertemu di kecamatan Langgam, kabupaten Pelalawan, dan kemudian mengalir menuju ke Selat Malaka sebagai sungai Kampar. Koto Panjang, suatu danau buatan di hulu sungai, digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas 114 MW.
2.2. Wilayah Sungai
Ekosistem Wilayah Sungai Kampar di Provinsi Riau dapat dibagi menjadi daerah hulu, tengah dan hilir. Daerah hulu dicirikan sebagai berikut: merupakan daerah konservasi, merupakan daerah dengan kerapatan drainase yang lebih tinggi, merupakan daerah dengan kemiringan lereng yang besar (> 15%), bukan merupakan daerah banjir, pengaturan pemanfaatan air ditentukan oleh pola drainase dan jenis vegetasi yang ada umumnya berupa tegakan hutan. Daerah hulu sungai ini berfungsi sebagai penunjang dan pengatur tata air untuk daerah hilir.
Daerah hilir dicirikan sebagai daerah pemanfaatan, merupakan daerah dengan kerapatan drainase lebih kecil, merupakan daerah dengan kemiringan lereng kecil sampai sangat kecil (kurang dari 8%), pada beberapa tempat merupakan daerah banjir (genangan), pengaturan pemakaian guna air ditentukan oleh bangunan irigasi dan jenis vegetasi tanaman yang ada didominasi oleh tanaman pertanian, hutan gambut dan bakau terutama di daerah pantai dan estuaria. Daerah hilir sungai yang tanahnya gambut berfungsi sebagai water table, penampung limpasan air dalam jumlah besar dan sebagai penahan masuknya air asin (laut) ke wilayah daratan. Daerah "tengah" merupakan daerah transisi antara daerah hulu dan hilir, yang mempunyai nilai-nilai ekosistem dan keanekaragaman hayati yang tinggi.
Ekosistem wilayah hulu merupakan bagian yang penting dari fungsi tata air karena mempunyai fungsi perlindungan terhadap seluruh bagian WS. Daerah hulu menjadi fokus perencanaan pengelolaan WS mengingat dalam suatu WS, daerah hulu dan hilir memiliki keterkaitan biofisik melalui daur hidrologi.
2.3. Topografi
Bentuk topografis wilayah sungai Kampar didominasi hamparan datar dengan kemiringan 0 – 2%, yakni seluas 13.722 km2 atau lebih dari 52%, selebihnya adalah dalam beragam kelandaian sebagaimana tertera pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Kemiringan lahan pada wilayah Sungai Kampar
Bentuk topografi wilayah sungai Kampar sebagian besar merupakan daerah perbukitan yang berada disepanjang Bukit Barisan yang berbatasan dengan provinsi Sumatera Barat dengan ketinggian 0-500 meter dari permukaan laut dan kemiringan 0-40 %. Topografi wilayah umumnya datar, landai hingga sangat curam. Terbentuk dari batuan sedimen dan meta sedimen, batuan metamorfosis dan batuan terobosan yang tersebar diseluruh wilayah. Wilayah bagian barat kearah pantai, terbentuk dari formasi geologi batuan metamorphosis, batuan sedimen. Sedangkan wilayah timur laut kearah tenggara,terdapat di wilayah bagian barat (perbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat) di kawasan XIII Koto Kampar Gambar 2.2).
Gambar 2.2. Topografi wilayah sungai Kampar (Sumber: DIRJEN SDA Kementerian PUPR)
Bukit Barisan yang membentang di sepanjang Pulau Sumatera, dan sebagian diantaranya berada di wilayah Kabupaten Kampar telah mewarnai bentuk topografi di daerah ini. Bentuk topografi Kabupaten Kampar pada sisi utara merupakan daratan bergelombang dengan kemiringan mulai dari datar hingga landai yang mengikuti alur Sungai Tapung dan Sungai Siak pada bagian hilirnya. Pada bagian Selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kuantan Singingi memiliki topografi mulai dari landai sampai relatif agak curam. Bagian barat merupakan wilayah yang berada pada bukit barisan sehingga topografi di daerah ini pada umumnya berupa permukaan tanah yang agak curam sampai dengan sangat curam. Sedangkan bagian Timur, pada umumnya memiliki topografi berupa dataran rendah dan landai mengikuti alur Sungai Kampar dengan kondisi permukaan tanah pada bagian hilir merupakan berupa lahan gambut. Secara topografis, wilayah sungai Kampar merupakan daerah bergelombang dengan dataran rendah, rawa-rawa, dataran tinggi atau perbukitan dan sedikit bergunung dengan ketinggian rata-rata sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut.
2.4. Lahan Kritis
Luas lahan tidak kritis di WS Kampar adalah 1.042 km2 atau 4% dari luas WS, 96% selebihnya merupakan lahan kritis dalam berbagai katagori (potensial kritis, agak kritis, kritis dan sangat kritis). Rincian kualifikasi dan luas lahan kritis tertera pada Tabel 2.7. Luas lahan kritis dimasing-masing Kabupaten/Kota tertera pada Tabel 2.3. Peta lahan kritis tertera pada Gambar 2.3.
Tabel 2.3. Klasifikasi Serta Luas Lahan Kritis di Sungai Kampar
Gambar 2.3. Peta lahan kritis di wilayah Sungai Kampar (Sumber: Data BP DAS Indragiri – Rokan)
2.5. Kawasan Hutan
Komposisi kawasan hutan terdiri dari : hutan lindung, hutan produksi, hutan produksi konversi, hutan produksi terbatas, hutan suaka alam dan wisata, dan hutan tanaman rakyat. Komposisi luas kawasan hutan di WS Kampar sebagaimana tertera pada Tabel 2.9. Rincian luas kawasan lindung per kabupaten/kota di WS Kampar tertera pada Tabel 2.4. Lokasi dari kawasan– kawasan hutan tersebut tertera pada Gambar 2.4.
Tabel 2.4. Komposisi luas kawasan hutan di kawasan sungai Kampar
Gambar 2.4. Peta kawasan hutan di kawasan sungai Kampar
No Comments