3.1. Strategi Komunikasi
Ketika rencana EAFM telah disepakati, maka harus segera diimplementasikan sesegera mungkin untuk memanfaatkan niat dan momentum yang baik. Untuk mengimplementasikan pengaturan pengelolaan bersama (co-management) yang disepakati, maka penting untuk memformalkan pengaturan tersebut dalam bentuk dokumen resmi. Dalam kasus yang berbeda, legislatif perlu untuk mengakui rencana EAFM ini. Di sisi lain dari spektrum ini bisa menjadi sangat sederhana, sesederhana membuat daftar kegiatan yang disepakati dan jalankan oleh para ketua kelompok masyarakat/kepala adat.
Satu hal yang juga penting adalah menentukan level otoritas dari sebuah dokumen resmi untuk rencana EAFM untuk memastikan bahwa pengaturan spesifik dapat diakui dan dijalankan secara sosial oleh otoritas atau kelompok yang sesuai. Hal ini dapat melibatkan otoritas pengelolaan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten, ataupun di tingkat masyarakat atau kelembagaan adat, atau kombinasi dari beberapa level.
Dari rencana EAFM yang sudah disusun (termasuk tindakan pengelolaan), dibutuhkan rencana kerja untuk mengimplementasikan rencana EAFM. Pengelola akan diuntungkan dengan menggunakan rencana kerja implementasi yang mengurai kebutuhan yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan rencana EAFM, siapa yang melaksanakan, kapan dilaksanakan, dan tempat rencana kerja/kegiatan tersebut dilaksanakan. Secara sederhana rencana kerja yang disusun dapat menjelaskan beberapa hal, di antaranya adalah: (i) Spesifik tugas/kegiatan/task apa yang perlu dilakukan? (ii) Siapakah person/lembaga yang akan bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas/kegiatan/task tersebut? (iii) waktu spesifik tugas/kegiatan/task selesai dilaksanakan.
Subjek/komponen yang dapat digunakan untuk rencana kerja dapat meliput (i) pengelolaan informasi/knowledge; (ii) tindakan pengelolaan dan monitoring perikanan; (iii) penguatan kelembagaan; dan (iv) pengembangan kapasitas sumber daya manusia.
Dari rencana EAFM yang sudah disusun berikut dengan rencana kerjanya, perlu adanya komunikasi yang efektif dan optimal untuk membagikan informasi tersebut kepada target audience / stakeholders terkait. Komunikasi termasuk sebagai berbagi informasi dari rencana EAFM dengan target audiensi yang teridentifikasi dan mengidentifikasi cara untuk mengadaptasi praktik manajemen untuk meningkatkan EAFM. Strategi komunikasi menyediakan proses yang jelas untuk berbagi hasil dengan cara yang logis dan strategis.
Strategi komunikasi dapat mencakup:
-
analisis kisaran audiensi internal dan eksternal yang mungkin, karakteristik mereka, dan serangkaian audiensi target prioritas;
-
rencana tentang bagaimana dan hasil akan disampaikan dengan mengidentifikasi media dan format mana yang akan digunakan dengan setiap kelompok audiensi, dan pendekatan serta gaya penyampaian yang akan diambil;
-
seperangkat pesan kunci yang mengilustrasikan contoh dan cerita yang menjelaskan hasil dan membantu memfokuskan perhatian khalayak sasaran tertentu; dan
-
garis waktu kapan pesan dan format presentasi akan dirilis dan dikirimkan ke audiensi sasaran.
Media komunikasi yang digunakan dapat berupa pertemuan rapat, workshop, artikel berita, laman internet, email, newsletter, laporan, media sosial, dan material-material public relation. Pertimbangan harus ditunjukkan, tidak hanya untuk tingkat literasi, tetapi juga untuk penerimaan secara sosial atau budaya. Beberapa yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimana beberapa audiensi lebih accessible dibandingkan dengan audiensi yang lain; memastikan semua audiensi potensial tersampaikan (termasuk audiensi yang less powerful, literasi lemah, dan less voice).
No Comments