PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikan air tawar terdapat tesekitar 18000 spesies yang mewakili seperempat dari vertebrata dunia merupakan komoditas yang tak tergantikan dan semakin dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Berdasarkan indeks baru, perubahan kumulatif dalam aspek keanekaragaman hayati mengungkapkan bahwa perubahan nyata dalam keanekaragaman hayati di >50% dari sungai-sungai dunia yang menutupi >40% dari permukaan benua dunia dan >37% dari panjang sungai dunia, dan hanya <14% dari permukaan dunia dan panjang sungai yang tidak terpengaruh (Su et al., 2021). Sungai masa kini lebih mirip satu sama lain dan memiliki lebih banyak spesies ikan dengan morfologi yang lebih beragam dan warisan evolusi yang lebih lama. Di sungai beriklim sedang, di mana dampaknya paling besar, perubahan keanekaragaman hayati terutama disebabkan oleh sungai fragmentasi dan pengenalan spesies non-asli. Sedangkan cekungan sungai tropis yang sangat besar yang menerima tingkat perubahan terendah.
Indonesia merupakan salah satu wilayah yang memiliki kekayaan jenis atau biodiversitas ikan yang tinggi baik ikan laut maupun tawar. Untuk ikan air tawar, Froese dan Pauly (2023) mencatat lebih dari 1.250 spesies. Tingginya kekayaan jenis ikan air tawar tersebut tidak lepas dari beragamnya tipe ekosistem baik berupa sungai, danau, rawa, maupun genangan air lainnya yang dapat terdapat dalam satu daerah aliran sungai (DAS). Namun demikian, terkait keberadaan sumberdaya ikan di atas perlu dilakukan pengelolaan dengan baik agar keberlanjutannya tetap terjaga (Gustiano et al., 2022).
Perairan darat merupakan ekosistem di planet bumi yang sangat terdampak oleh aktivitas manusia dengan intensitas yang semakin meningkat (Kottelat et al. 1993; Dudgeon et al. 2006; Darwall dan Freyhof 2016; Haryono dan Gustiano, 2022). Di sisi lain, data dan informasi mengenai status biodiversitas ikan beserta aspek lingkungannya pada umumnya masih minim. Padahal, keberadaan jenis ikan tersebut mempunyai peranan penting dalam mendukung kehidupan manusia baik secara langsung dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani maupun ikan hias. Selain itu, secara ekologis keberadaan sumberdaya ikan sangat penting dalam menjaga keseimbangan di setiap ekosistem yang menjadi habitatnya (Haryono et al., 2022; Gustiano, 2022). Berdasarkan kondisi seperti di atas, maka Food and Agriculture Organization (FAO) melalui proyek Mainstreaming Biodiversity Conservation and Sustainable Use into Inland Fisheries Practices in Freshwater Ecosystems of High Conservation Value (Ifish Project) telah menetapkan lima DAS prioritas yang perlu dikaji biodiversitas ikan dan ekologinya (Assessment of Fish Biodiversity). DAS Cimandiri merupakan salah satu DAS yang belum tersedianya secara lengkap data/informasi biodiversitas ikannya, sedangkan kegiatan manusia dan dampak antropogenik yang diakibatkan sangat mengancam keberadaan biodivesitas tersebut.
Selama ini ikan di Sungai Cimandiri yang paling banyak diteliti adalah jenis sidat. DAS Sungai Cimandiri dikenal sebagai salah satu daerah sentra penangkapan benih ikan sidat (glass eel) maupun ikan dewasa. Potensi perikanan sidat di DAS Cimandiri telah mendukung kegiatan perikanan secara signifikan (Widyasari 2013). Seiring dengan upaya peningkatan hasil produksi perikanan sidat yang berkelanjutan, ikan sidat di Indonesia perlu dilindungi mengingat bahwa penangkapan benih yang terus meningkat terutama di Teluk Palabuhanratu dan dampak antropogenik yang disepanjang DAS Cimandiri yang berupakan daerah ruaya dan pembesaran benih sidat
Terkait dengan latar belakang di atas, pemahaman akan status biodiversitas ikan DAS Cimandiri terkini akan menyelamatkan biodiversitas ikan yang ada. Di masa mendatang aktifitas komersial berbasis perikanan akan lebih dapat dikembangkan dengan mengandalkan lebih banyak komoditas bernilai ekonomi tinggi lainnya yang dapat mengurangi tekanan pada spesies tertentu seperti sidat. Status diversitas juga akan digunakan untuk penyusunan kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan yang berkelanjutan dan mencegah kepunahan jenis ikan yang ada. Kajian yang dilakukan menggunakan data sekunder yang bersumber dari berbagai publikasi ilmiah dan penelusuran sumber informasi di media sosial. Informasi yng diperoleh kemudian disusun secara sistematis untuk memberikan gambaran biodiveristas ikan yang ada dan kondisi DAS Cimandiri terkini.
1.2. Tujuan
Tujuan dari penyusunan dokumen kajian biodiversitas ikan dan habitatnya (Assessment of Fish Biodiversity) di DAS Cimandiri adalah untuk menyediakan data dan informasi bagi para pemangku kepentingan pada ekosistem perairan di lokasi yang menjadi kegiatan I-Fish Project. Dokumen ini juga dapat digunakan bagi semua kalangan yang tertarik dengan pemanfaatan dan penyelamatan biodiversitas ikan perairan darat. Dokumen ini mengungkap tentang profil DAS Cimandiri, karakteristik ekosistem DAS Cimandiri, biodiversitas ikan, jenis ikan ekonomis penting di DAS Cimandiri, status jenis-jenis ikan di DAS Cimandiri, serta ancaman terhadap kelestarian biodiversitas ikan yang ada di dalamnya. Dokumen ini juga memberikan rekomendasi/strategi dalam rangka pengelolaan biodiversitas ikan di DAS Cimandiri agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
No Comments