Skip to main content

2.1. Fluktuasi muka air

Definisi fluktuasi muka air dalam petunjuk teknis ini adalah perubahan volume air pada suatu perairan darat. Pada lingkungan sumber daya ikan di perairan darat, fluktuasi muka air umumnya berkaitan dengan perubahan musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau, yang ditandai dengan pasang-surutnya permukaan air. Fluktuasi muka air di perairan darat sangat berhubungan dengan konsentrasi zat-zat pencemar dan daya dukung perairan. Dengan demikian, indikator fluktuasi muka air diukur untuk mengetahui kualitas dan produktivitas perairan yang menunjang perkembangbiakan sumber daya ikan di perairan darat. Di samping itu, pengukuran indikator fluktuasi muka air adalah untuk mengetahui luasan habitat ikan di litoral dan siklus bio-kimiawi perairan.

Selain aktivitas manusia (anthropogenic), sumber daya ikan sungai dan rawa juga sangat dipengaruhi oleh perubahan habitat alami yang disebabkan oleh perubahan volume air sungai, fluktuasi muka air serta ketersediaan makanan alami. Perubahan-perubahan ini memberikan kontribusi langsung maupun tidak langsung terhadap kelimpahan sumber daya ikan sungai dan pada akhirnya mempengaruhi jumlah hasil tangkapan nelayan. 

Ikan-ikan rawa yang melimpah saat air rendah juga dapat dipengaruhi oleh distribusi makanan seperti melimpahnya beberapa jenis fitoplankton maupun zooplankton saat air surut. Menurut Kahl et al. (2008) bahwa perubahan ketinggian air khususnya di perairan danau atau sungai dapat mempengaruhi kelimpahan fitoplankton dan zooplankton yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kelimpahan dan distribusi sumber daya ikan. Sebagai contoh, Baran et al. (2001) ) melaporkan bahwa fluktuasi muka air Sungai Mekong telah terbukti berkorelasi positif kuat terhadap produksi perikanan di Sungai Mekong. Lebih lanjut dikemukakan bahwa terdapat jenis ikan yang sangat sensitif terhadap perubahan muka air sehingga berdampak terhadap jumlah hasil tangkapan nelayan seperti ikan jenis Henicorhynchus sp. yang terdapat di Sungai Mekong. Korelasi positif antara fluktuasi muka air dengan hasil tangkapan juga terjadi di perairan darat di Indonesia. Sebagai contoh, hasil tangkapan nelayan di sungai dan rawa Mahakam tinggi pada kondisi muka air rendah (air surut) (Kasim et al., 2015; Aisyah et al., 2016). Kajian pada paparan banjiran Lubuk Lampam menunjukan bahwa tinggi muka air juga berpengaruh terhadap jumlah jenis juvenil ikan (Prianto, 2018). 

Penilaian indikator fluktuasi muka air menggunakan skala likert dengan menggunakan nilai 1 sampai 3. Apabila fluktuasi muka air pada saat musim air tinggi dan air rendah dalam 5-10 tahun terakhir tinggi, maka nilainya juga akan tinggi (3), sebaliknya apabila fluktuasi muka air menurun maka nilainya rendah (1). Sedangkan nilai 2 diberikan apabila fluktuasi muka air tetap.